ISRAEL BARCODE

click here to view israel attack victims at Gaza

If you want to boycott israel product here the barcode

A “Bar code” is a number that tags any product, and you will find it at any pack written with Bars plus numbers (bars are detected and translated into same number, for example on a super market, chasier uses bar code to detect info) …

A bar code starting with 729″ indicates that this product is made in Israel

Please engrave this no, # 729, in your mind, your children’s, and everyone

you can.

Israeli product carry the unique code starting with # 729

Most of the products have a bar code to identify them.

729 Israeli Bar Code Association – EAN Israelisraelbarcode


			

Waspada Modus Baru !!!

Email kejadian yang saya alami ini sebagai informasi agar rekan-rekan lebih waspada,

  1. MInggu Siang, 11 Januari  2009, sekitar pukul 11.30, saya mengendarai mobil & sedang  berhenti di lampu Merah by pass arah kalimalang
  1. seorang anak peminta-minta  (usia sekitar 11-12 tahun) mengesot dipinggir jalan dengan salah satu  kakinya “buntung” (posisi duduk di jalan)
  1. Saya membuka kaca dan  memberinya Rp. 500, anak itu kelihatan tidak puas dan lalu  pergi
  1. saat lampu sudah hijau,  saya mulai berjalan dan karena merasa melindas sesuatu, seketika saya  berhenti
  1. Tiba-tiba ada yang  berteriak, “BERHENTI!!! ! ADAORANG DI BAWAH  MOBIL!!!”
  1. sekonyong-konyong, para  pengemis lain sudah mengelilingi mobil saya, menggedor-gedor kaca  mobil dari seluruh sisi, mencoba memaksa membuka mobil sampai handle  mobil patah
  1. Spontan pengendara motor  dan orang di sekitar saya menghampiri mobil saya, mengangkat dan  memiringkan mobil untuk mengeluarkan anak peminta-minta yang tadi dari  bawah mobil saya.. (sementara di dalam mobil saya gemetar dan memohon  Tuhan untuk tolong saya.. saya sangat khawatir, korban akan luka parah  atau jangan-jangan malah meninggal..)
  1. Puji Tuhan, saat itu ada  reserse berbaju preman, mengendarai motor  yang menenangkan masa  yang hampir mengeroyok & merusak mobil saya. Ia langsung  memasukkan anak yang “tergilas” tsb dalam mobil saya untuk dibawa ke  RS. Terdekat bersama dengan 1 teman peminta-minta  lainnya..
  1. Sampai di RS. Harum, suami  saya sudah disana, anak itu diperiksa di UGD, ternyata anak tersebut  tidak buntung, kakinya hanya dilipat dalam celana panjang. Dokter  tidak meminta rontgent karena mamang tidak ada bagian tubuh yang  patah.., hanya diberi resep yang kami tebus RP. 5.000. ANAK ITU SEHAT,  hanya sedikit lecet karena mungkin “salah tarik” saat keluar dari  kolong mobil saya.
  1. Di RS. Reserse itu   menginformasikan pada kami bahwa ini memang modus operandi baru. Ia  memarahi anak tsb yang  mencari uang dengan SKENARIO PEMERASAN  MASUK KE TENGAH KOLONG MOBIL YANG SEDANG BERHENTI DI LAMPU MERAH, AGAR  PARA PREMAN BISA PAKSA PEMILIK MOBIL UNTUK BAYAR GANTI  RUGI
  1. Reserse meminta kami hanya  memberi uang ongkos pada anak-anak peminta-minta tsb, jangan lebih  dari Rp. 5.000, untuk memberi mereka pelajaran.
  1. Kami berikan anak itu obat  dari RS dan uang ongkos Rp. 10.000 dan anak itu berlalu dengan  berjalan tegap dan sehat

Dengan masih  dalam kebingungan, deg-deg an dan kegamangan saya pulang ke rumah.. Kami  sangat bersyukur, Tuhan memelihara, menjaga dan melindungi kehidupan  kami, tidak sempat dikerjai para preman tersebut.

Semoga  rekan-rekan waspada dengan modus ini.

[thanks to  Ria atas infonya]

MITOS GIGI DAN MULUT

1. Mitos : Gigi atas yang sakit jika dicabut akan mempengaruhi syaraf mata. Bahkan dapat menyebabkan kebutaan. Fakta : Syaraf yang mempersyarafi gigi geligi atas berbeda dengan syaraf mata. Bila seseorang sakit gigi karena karies (lubang gigi) pada gigi atas, penjalaran infeksinya memang dapat mencapai pipi hingga mata. Namun pencabutan gigi atas tidak akan menyebabkan kebutaan.

2. Mitos : Sakit gigi dapat disembuhkan cukup dengan minum obat penghilang rasa sakit (analgesik). Fakta : Obat “pain killer” hanya membantu untuk menghilangkan rasa sakit sementara, namun infeksi bakteri pada gigi tetap ada dan suatu waktu rasa sakit akan timbul lagi. Maka jika terjadi karies, gigi tersebut harus dirawat. Bila karies belum mencapai jaringan syaraf, gigi masih bisa ditambal. Namun bila jaringan syaraf sudah terekspos, maka gigi sudah tidak bisa langsung ditambal tapi harus dilakukan perawatan saluran akar terlebih dulu.

3. Mitos : Gigi tidak perlu dicabut dan boleh dibiarkan saja bila yang tersisa tinggal akarnya saja. Toh, sudah tidak ada keluhan yang dirasakan. Fakta : Bila gigi berlubang dibiarkan dan tidak dirawat, lama kelamaan gigi tersebut dapat patah sedikit demi sedikit karena adanya tekanan kunyah. Pada akhirnya, mahkota gigi habis dan yang tersisa tinggal akarnya saja. Biasanya pada gigi tersebut sudah tidak ada keluhan lagi. Namun bukan berati masalah sudah selesai. Akar gigi yang terekspos dengan lingkungan gigi tetap dapat menjadi sumber infeksi. oleh karena itu, biarpun sudah tidak terasa sakit gigi tersebut tetap harus dicabut dan dibuatkan gigi tiruan penggantinya.

4. Mitos : Anak yang punya kebiasaan menghisap jari giginya bisa maju atau tonggos. Fakta : Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa kebiasaan thumb sucking pada anak dapat menyebabkan gigi depannya tonggos, tapi bergantung pada beberapa hal. Misalnya, sampai berapa lama anak tersebut terbiasa menghisap jari. Seberapa sering ia menghisap jari dalam sehari dan besarnya tekanan hisap si anak juga dapat mempengaruhi derajat keparahan. Kebiasaan menghisap jari yang bertahan antara 36 dan 48 bulan dapat meningkatkan resiko majunya gigi depan secara signifikan.

5. Mitos : Bila seseorang sakit gigi lebih baik dicabut daripada ditambal, karena setelah ditambal pun masih bisa sakit lagi. Fakta : Pencabutan gigi adalah alternatif terakhir, bila perawatan lain sudah tidak mungkin dilakukan. Gigi sebisa mungkin dipertahankan dalam mulut, karena kehilangan satu gigi saja sudah dapat mengurangi efektivitas dalam pengunyahan. Gigi yang hilang sebaiknya diganti dengan gigi tiruan, namun sebaik apapun gigi tiruan masih lebih baik gigi aslinya. Saat ini ilmu dan teknologi di bidang kedokteran gigi telah berkembang pesat. Material kedokteran gigi terus menerus diperbaiki, sehingga hasil tambalan yang baik dan tahan lama dapat dicapai.

6. Mitos : Bau mulut disebabkan karena adanya masalah di pencernaan. Fakta : Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa 85 % bau mulut berasal dari gigi dan mulut. Bau mulut yang disebabkan oleh perut sangat jarang terjadi. Bau mulut disebabkan oleh bakteri yang bersarang di dalam mulut, bisa berada di gusi yang meradang, gigi yang berlubang, karang gigi, tambalan yang bocor, dan terutama di bagian belakang lidah. Bakteri yang berkembang dalam lingkungan tanpa oksigen ini memproduksi gas berbau yang disebut ‘volatile sulfur compound’. Inilah yang menyebabkan bau mulut.

7. Mitos : Obat kumur dapat menghilangkan bau mulut. Fakta : Menurut suatu penelitian yang menguji keefektifan obat kumur yang mengandung essential oil, jumlah bakteri berkurang secara bermakna 12 jam setelah penggunaan. Namun obat kumur hanya efektif dalam jangka waktu yang pendek. Malahan, pemilihan obat kumur harus dilakukan secara hati-hati, karena obat kumur berbahan dasar alkohol justru dapat memperberat bau mulut bila digunakan secara berlebihan, karena kandungan alkohol dapat membuat mulut menjadi kering. Untuk menghilangkan, atau setidaknya mengurangi bau mulut, pembersihan gigi tidak difokuskan ke permukaan gigi saja melainkan ke seluruh permukaan yang ada di dalam rongga mulut. Terutama jaringan lunak seperti lidah dan gusi.

8. Mitos : Pencabutan gigi tidak boleh dilakukan pada saat wanita sedang menstruasi. Fakta : Perubahan hormonal yang dialami wanita turut mempengaruhi keadaan di rongga mulutnya. Saat menstruasi, terjadi perubahan hormonal yaitu peningkatan kadar estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan gusi lebih rentan terhadap peradangan. Meski demikian, pencabutan tetap dapat dilakukan pada saat wanita sedang menstruasi. Untuk menghindari resiko, pencabutan sebaiknya ditunda hingga minggu terakhir siklus menstruasi (hari ke 22-28) di mana kadar estrogen sedang rendah.

9. Mitos : Bila gigi anak berlubang tidak perlu ditambal karena nanti juga akan digantikan oleh gigi tetap/permanen. Fakta : Gigi anak yang berlubang tetap harus ditambal, karena gigi yang berlubang dan tidak dirawat dapat menyebabkan infeksi menjalar ke jaringan pendukung gigi. Hal ini akan mempengaruhi gigi permanennya yang sedang dalam tahap tumbuh kembang. Selain itu adanya karies pada gigi anak dapat menyebabkan anak berkurang nafsu makan dan cenderung rewel.

10. Mitos : Sariawan disebabkan oleh kekurangan vitamin C. Fakta : Sariawan dalam dunia medis disebut dengan aphtous stomatitis. Penyebab dari penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun ada banyak faktor yang diyakini berkaitan dalam memicu terjadinya sariawan. Di antaranya adalah menurunnya sistem imun (kekebalan tubuh), stress, trauma pada jaringan lunak dalam rongga mulut (seperti tergigit yang berulang-ulang) , kurang nutrisi, atau disebabkan karena obat-obatan tertentu

Mengenali Produk China & Taiwan

Seluruh dunia kini nampaknya mengambil jarak dengan produk (terutama susu atau makanan) buatan China .
Ditengarai adanya ulah (apakah dari produsen atau dari retailer atau pihak tertentu lainnya) yang tidak menampakkan atau tidak menunjukkan “Made In China” atau “Made In Taiwan” karena takut produknya gak dibeli.

Tapi dengan mudah kita bisa mengenali dari barcode-nya.
Barcode dengan awalan 690, 691 atau 692 adalah made in China .
Sedangkan barcode dengan awalan 471 adalah made in Taiwan .

00-13: USA & Canada

20-29: In-Store Functions

30-37: France

40-44: Germany

45: Japan (also 49)

46: Russian Federation

471: Taiwan

474: Estonia

475: Latvia

477: Lithuania

479: Sri Lanka

480: Philippines

482: Ukraine

484: Moldova

485: Armenia

486: Georgia

487: Kazakhstan

489: Hong Kong

49: Japan (JAN-13)

50: United Kingdom

520: Greece

528: Lebanon

529: Cyprus

531: Macedonia

535: Malta

539: Ireland

54: Belgium & Luxembourg

560: Portugal

569: Iceland

57: Denmark

590: Poland

594: Romania

599: Hungary

600 & 601: South Africa

609: Mauritius

611: Morocco

613: Algeria

619: Tunisia

622: Egypt

625: Jordan

626: Ira n

64: Finland

690-692: China

70: Norway

729: Israel

73: Sweden

740: Guatemala

741: El Salvador

742: Honduras

743: Nicaragua

744: Costa Rica

746: Dominican Republic

750: Mexico

759: Venezuela

76: Switzerland

770: Colombia

773: Uruguay

775: Peru

777: Bolivia

779: Argentina

780: Chile

784: Paraguay

785: Peru

786: Ecuador

789: Brazil

80 – 83: Italy

84: Spain

850: Cuba

858: Slovakia

859: Czech Republic

860: Yugoslavia

869: Turkey

87: Netherlands

880: South Korea

885: Thailand

888: Singapore

890: India

893: Vietnam

899: Indonesia

90 & 91: Austria

93: Australia

94: New Zealand

955: Malaysia

977: International Standard Serial Number for Periodicals (ISSN)

978: International Standard Book Numbering (ISBN)

979: International Standard Music Number (ISMN)

980: Refund receipts

981 & 982: Common Currency Coupons

99: Coupons

Kayaknya yang menarik dibeli adalah produk dengan barcode berawalan 899

This is our human right to know, but the government and related department never educate the public, therefore we have to RESCUE ourselves. Nowadays, Chinese businessmen know that consumers do not prefer products “made in china”, so they don’t show from which country it is made.
However, you may now refer to the barcode, remember if the first 3 digits is:

690-692 – then it is made in China .

Chinese Thongs sandals sold at Walmart!!!.DO NOT BUY

Hi,
This is very true as I heard it in news from one of our local radios here that our govt has to be extra careful on these cheap imports from china. These includes clothes, food, toys, slippers and even glasses because the Chinese are using some strong but cheap chemical in their manufactures. Cheap is becoming expensive and at the same time fatal. I nearly bought one pair of the slippers below for myself last week at the Japanese $2 shop at IMM last week.

KEBENCIAN TERHADAP PENGENDARA MOBIL-MOBIL MAHAL

catatan andy f noya..nee..

Sejak bekerja saya tidak pernah lagi berkunjung ke Perpustakaan Soemantri
Brodjonegoro di Jalan Rasuna Said, Jakarta . Tapi, suatu hari ada kerinduan
dan dorongan yang luar biasa untuk ke sana . Bukan untuk baca buku,
melainkan makan gado-gado di luar pagar perpustakaan. Gado-gado yang dulu
selalu membuat saya ngiler. Namun baru dua tiga suap, saya merasa gado-gado
yang masuk ke mulut jauh dari bayangan masa lalu. Bumbu kacang yang dulu
ingin saya jilat sampai piringnya mengkilap, kini rasanya amburadul.
Padahal ini gado-gado yang saya
makan dulu. Kain penutup hitamnya sama. Penjualnya juga masih sama. Tapi
mengapa rasanya jauh berbeda?
Malamnya, soal gado-gado itu saya ceritakan kepada istri. Bukan soal
rasanya yang mengecewakan, tetapi ada hal lain yang membuat saya gundah.
Sewaktu kuliah, hampir setiap siang, sebelum ke kampus saya selalu mampir
ke perpustakaan Soemantri Brodjonegoro. Ini tempat favorit saya. Selain
karena harus menyalin bahan-bahan pelajaran dari buku-buku wajib yang tidak
mampu saya beli, berada di antara ratusan buku membuat saya merasa begitu
bahagia. Biasanya satu sampai dua jam saya di sana . Jika masih ada waktu,
saya melahap buku-buku yang saya minati. Bau harum buku,
terutama buku baru, sungguh membuat pikiran terang dan hati riang. Sebelum
meninggalkan perpustakaan, biasanya saya singgah di gerobak gado-gado di
sudut jalan, di luar pagar. Kain penutupnya khas, warna hitam. Menurut
saya, waktu itu, inilah gado-gado paling enak seantero Jakarta . Harganya
Rp 500 sepiring sudah termasuk lontong. Makan sepiring tidak akan pernah
puas. Kalau ada uang lebih, saya pasti nambah satu piring lagi. Tahun
berganti tahun. Drop out dari kuliah, saya bekerja di Majalah TEMPO sebagai
reporter buku Apa dan Siapa Orang Indonesia . Kemudian pindah menjadi
reporter di Harian Bisnis Indonesia . Setelah itu menjadi redaktur di
Majalah MATRA. Karir saya terus meningkat hingga menjadi pemimpin redaksi
di Harian
Media Indonesia dan Metro TV.
Sampai suatu hari, kerinduan itu datang. Saya rindu makan gado-gado di
sudut jalan itu. Tetapi ketika rasa gado-gado berubah drastis, saya menjadi
gundah. Kegundahan yang aneh. Kepada istri saya utarakan kegundahan
tersebut. Saya risau saya sudah berubah dan tidak lagi menjadi diri saya
sendiri. Padahal sejak kecil saya berjanji jika suatu hari kelak saya punya
penghasilan yang cukup, punya mobil sendiri, dan punya rumah sendiri, saya
tidak ingin berubah. Saya tidak ingin menjadi sombong karenanya.
Hal itu berkaitan dengan pengalaman masa kecil saya di Surabaya . Sejak
kecil saya
benci orang kaya. Ada kejadian yang sangat membekas dan menjadi trauma masa
kecil saya. Waktu itu umur saya sembilan tahun. Saya bersama seorang teman
berboncengan sepeda hendak bermain bola. Sepeda milik teman yang saya
kemudikan menyerempet sebuah mobil. Kaca spion mobil itu patah.
Begitu takutnya, bak kesetanan saya berlari pulang. Jarak 10 kilometer saya
tempuh tanpa berhenti. Hampir pingsan rasanya. Sesampai di rumah saya
langsung bersembunyi di bawah kolong tempat tidur. Upaya yang sebenarnya
sia-sia. Sebab waktu itu kami hanya tinggal di sebuah garasi mobil, di
Jalan Prapanca. Garasi mobil itu oleh pemiliknya disulap menjadi kamar
untuk
disewakan kepada kami. Dengan ukuran kamar yang cuma enam kali empat meter,
tidak akan sulit menemukan saya. Apalagi tempat tidur di mana saya
bersembunyi adalah satu-satunya tempat tidur di ruangan itu. Tak lama
kemudian, saya mendengar keributan di luar. Rupanya sang pemilik mobil
datang. Dengan suara keras dia marah-marah dan mengancam ibu saya. Intinya
dia meminta ganti rugi atas kerusakan mobilnya.
Pria itu, yang cuma saya kenali dari suaranya yang keras dan tidak
bersahabat, akhirnya pergi setelah ibu berjanji akan mengganti kaca spion
mobilnya. Saya ingat harga kaca spion itu Rp 2.000. Tapi uang senilai itu,
pada tahun 1970, sangat besar. Terutama bagi ibu yang mengandalkan
penghasilan dari menjahit baju. Sebagai gambaran, ongkos menjahit baju
waktu itu Rp 1.000 per potong. Satu baju memakan waktu dua minggu. Dalam
sebulan, order jahitan tidak menentu. Kadang sebulan ada tiga, tapi lebih
sering cuma satu. Dengan penghasilan dari menjahit itulah kami – ibu, dua
kakak, dan saya – harus bisa bertahan hidup sebulan.
Setiap bulan ibu harus mengangsur ganti rugi kaca spion tersebut. Setiap
akhir bulan sang pemilik mobil, atau utusannya, datang untuk mengambil
uang. Begitu berbulan-bulan. Saya lupa berapa lama ibu harus menyisihkan
uang untuk itu. Tetapi rasanya tidak ada habis-habisnya. Setiap akhir
bulan, saat orang itu datang untuk mengambil uang, saya selalu ketakutan.
Di mata saya dia begitu jahat. Bukankah dia kaya? Apalah artinya kaca spion
mobil
baginya? Tidakah dia berbelas kasihan melihat kondisi ibu dan kami yang
hanya menumpang di sebuah garasi?
Saya tidak habis mengerti betapa teganya dia. Apalagi jika melihat wajah
ibu juga gelisah menjelang saat-saat pembayaran tiba. Saya benci pemilik
mobil itu. Saya benci orang-orang yang naik mobil mahal. Saya benci orang
kaya.
Untuk menyalurkan kebencian itu, sering saya mengempeskan ban mobil-mobil
mewah. Bahkan anak-anak orang kaya menjadi sasaran saya. Jika musim
layangan, saya main ke kompleks perumahan orang-orang kaya.
Saya menawarkan jasa menjadi tukang gulung benang gelasan ketika mereka adu
layangan. Pada saat mereka sedang asyik, diam-diam benangnya saya putus dan
gulungan benang gelasannya saya bawa lari. Begitu berkali-kali. Setiap
berhasil melakukannya, saya puas. Ada dendam yang terbalaskan.
Sampai remaja perasaan itu masih ada. Saya muak melihat orang-orang kaya di
dalam mobil mewah. Saya merasa semua orang yang naik mobil mahal jahat.
Mereka orang-orang yang tidak punya belas kasihan. Mereka tidak punya hati
nurani.
Nah, ketika sudah
bekerja dan rindu pada gado-gado yang dulu semasa kuliah begitu lezat, saya
dihadapkan pada kenyataan rasa gado-gado itu tidak enak di lidah. Saya
gundah. Jangan-jangan sayalah yang sudah berubah. Hal yang sangat saya
takuti. Kegundahan itu saya utarakan kepada istri. Dia hanya tertawa.
”Andy Noya, kamu tidak usah merasa bersalah. Kalau gado-gado langgananmu
dulu tidak lagi nikmat, itu karena sekarang kamu sudah pernah merasakan
berbagai jenis makanan. Dulu mungkin kamu hanya bisa makan gado-gado di
pinggir jalan. Sekarang, apalagi sebagai wartawan, kamu punya kesempatan
mencoba makanan yang enak-enak. Citarasamu sudah meningkat,” ujarnya.
Ketika dia melihat saya tetap gundah, istri saya mencoba meyakinkan, “Kamu
berhak untuk itu. Sebab kamu sudah bekerja keras.”
Tidak mudah untuk untuk menghilangkan perasaan bersalah itu. Sama sulitnya
dengan meyakinkan diri saya waktu itu bahwa tidak semua orang kaya itu
jahat. Dengan karir yang terus meningkat
dan gaji yang saya terima, ada ketakutan saya akan berubah. Saya takut
perasaan saya tidak lagi sensisitif. Itulah kegundahan hati saya setelah
makan gado-gado yang berubah rasa. Saya takut bukan rasa gado-gado yang
berubah, tetapi sayalah yang berubah. Berubah menjadi sombong.
Ketakutan itu memang sangat kuat. Saya tidak ingin menjadi tidak sensitif.
Saya tidak ingin menjadi seperti pemilik mobil yang kaca spionnya saya
tabrak.
Kesadaran semacam itu selalu saya tanamkan dalam hati. Walau dalam
kehidupan sehari-hari sering
menghadapi ujian. Salah satunya ketika mobil saya ditabrak sepeda motor
dari belakang. Penumpang dan orang yang dibonceng terjerembab. Pada siang
terik, ketika jalanan macet, ditabrak dari belakang, sungguh ujian yang
berat untuk tidak marah. Rasanya ingin melompat dan mendamprat pemilik
motor yang menabrak saya. Namun, saya terkejut ketika menyadari yang
dibonceng adalah seorang ibu tua dengan kebaya lusuh. Pengemudi motor
adalah anaknya. Mereka berdua pucat pasi. Selain karena terjatuh, tentu
karena melihat mobil saya penyok.
Hanya dalam sekian detik bayangan masa kecil saya melintas. Wajah pucat itu
serupa dengan wajah saya ketika menabrak kaca spion. Wajah yang
merefleksikan ketakutan akan akibat yang harus mereka tanggung. Sang ibu,
yang
lecet-lecet di lutut dan sikunya, berkali-kali meminta maaf atas
keteledoran anaknya. Dengan mengabaikan lukanya, dia berusaha meluluhkan
hati saya. Setidaknya agar saya tidak menuntut ganti rugi. Sementara sang
anak terpaku membisu. Pucat pasi. Hati yang panas segera luluh. Saya tidak
ingin mengulang apa yang pernah terjadi pada saya. Saya tidak boleh
membiarkan benih kebencian lahir siang itu. Apalah artinya mobil yang
penyok berbanding beban yang harus mereka pikul.
Maka saya bersyukur. Bersyukur pernah berada di posisi mereka. Dengan
begitu saya bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Setidaknya siang itu
saya tidak ingin lahir sebuah benih kebencian. Kebencian seperti yang
pernah saya rasakan dulu. Kebencian yang lahir dari pengalaman hidup yang
pahit.
__________ _________ _________ _________ _________ _________ _

Ika Cahyanti | Internal Firm Services – Human Capital |
PricewaterhouseCoop ers | http://www.bacamedia.co.cc

Mengkonsumsi Isotonik minuman berenergi

FYI,

Ada kejadian yang selalu saya ingat….

saya pernah bertemu dengan orang kurang dari 1 jam di RSPP,

ketika dia masih sadar, saya sempat bertanya: SAKIT APA PAK???

dan ketika itu dengan lemah dijawab: GULA DARAH SAYA SAMPAI 1000 (normal <200)….

saat itu saya lemas sekali…. BAGAIMANA MUNGKIN..??? KENAPA BARU KETAHUAN…? ??? tanya saya melemah..

sang bapak menjawab: SETIAP HARI SAYA MINUM POCARY SWEAT…

Setelah itu, ga berapa lama kemudian si Bapak comma, dan meninggal dunia…
Jadi bagi teman2 yang khususnya punya turunan DIABETES, harus selalu berhati2 dengan ‘produk makanan/minuman’ zaman sekarang… walaupun sifatnya suplemen…
wass,

Di Balik Minuman Isotonik
Minggu, 29 Juni 2008 | 01:09 WIBMinuman isotonik semakin gencar menyerbu pasaran.

Melalui iklan, produk ini dicitrakan mampu mengganti cairan tubuh yang hilang dalam waktu singkat.

Di balik kesan kesegarannya, minuman isotonik dapat berbahaya apabila dikonsumsi sembarangan.Sebuah iklan minuman isotonik di televisi mengatakan, ion di dalam isotonik mampu menjaga kelembapan kulit

dan tubuh lebih baik daripada air biasa.
Iklan lain menyebutkan, kehilangan dua persen cairan tubuh akan menurunkan stamina dan konsentrasi.
Dosen pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, Fransiska Rungkat Zakaria, mengatakan, iklan produk isotonik sebagian menyesatkan masyarakat.
Di iklan, seolah-olah isotonik bisa diminum siapa saja dan dalam kondisi apa saja.

Padahal, Fransiska mengingatkan, isotonik tidak bisa dikonsumsi sembarangan karena minuman ini mengandung garam natrium (NaCl).

” Coba perhatikan labelnya, pasti ada kandungan Na dan Cl nya,” tutur Fransiska. Ia menambahkan, minuman isotonik itu tidak lain adalah larutan garam. Oleh produsennya, larutan itu kemudian diberi tambahan zat lain, seperti vitamin.
Ion yang disebut-sebut sangat bermanfaat bagi tubuh sebenarnya juga tidak hanya terkandung pada isotonik.

Setiap garam yang dilarutkan dalam air, kata Fransiska, pasti akan berubah menjadi ion Na dan ion Cl.

” Jadi, ion yang terkandung dalam sayur lodeh dengan ion dalam isotonik itu sama saja,” tutur Fransiska.
Karena berisi garam, isotonik tidak boleh diminum sembarangan. Apabila berlebihan, kadar garam dalam tubuh akan menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi.
” Bila sudah kena hipertensi, tinggal menunggu saja bagian tubuh mana yang jebol duluan,” kata Fransiska.

Dari makanan

Apabila tubuh kita berkeringat, natrium dan klorida yang terkandung
dalam cairan tubuh ikut keluar melalui pori-pori kulit. Jika kedua zat itu tidak digantikan, sel-sel tubuh kita lama-lama akan
rusak dan mati. Persoalannya, dari manakah zat natrium dan klorida itu diperoleh? Apakah harus dari minuman isotonik ?
Jawabannya, tidak.

Menurut Fransiska, makanan yang kita konsumsi sehari-hari sudah cukup untuk menggantikan natrium dan klorida yang keluar bersama keringat.
” Setiap kali masak, kita selalu menggunakan garam. Itu sudah cukup untuk mengganti garam yang keluar dari tubuh.
Bahkan berlebih,” papar Fransiska.
Ia mengingatkan, dalam kondisi normal, tubuh orang dewasa hanya memerlukan 2,3 gram natrium per hari, sedangkan klorida hanya 50-100 mg.

Pada anak-anak, kebutuhan dua zat itu lebih sedikit dibandingkan dengan orang dewasa.

Apabila kita memasak tanpa garam, kebutuhan natrium dan klorida juga sudah bisa dipenuhi dari bahan makanan..
Ia mencontohkan, 1 ons daging merah mengandung 70 mg natrium, sementara setiap 10 ons nasi mengandung 10 mg natrium. Bahan makanan lain, seperti telur, daging ayam, kacang-kacangan, buah, dan sayur, juga mengandung natrium.

” Karena itu, pada kondisi normal, kita tidak perlu lagi mengganti cairan tubuh dengan isotonik,” kata Fransiska.
Fransiska mengingatkan, isotonik lebih cocok dikonsumsi atlet yang menggeluti olahraga berat.

Pada atlet olahraga berat, kebutuhan sodium memang lebih tinggi dari orang biasa, yaitu 5-7 gram per hari. Meski begitu, sebaiknya dihitung lebih dulu apakah natrium dan klorida yang dibutuhkan atlet bersangkutan sudah cukup didapat dari makanan yang dikonsumsi. Bila masih kurang, boleh saja ditambah dengan isotonik.

Di negara maju, kata Fransiska, ada lembaga yang meneliti dan menghitung berapa jumlah natrium pada makanan yang dikonsumsi atlet. Hasilnya, menu makanan yang dihidangkan tiga kali sehari itu sudah mengandung 6 gram natrium.

Mengecoh
Meski isotonik tidak boleh dikonsumsi sembarangan, beberapa iklan produk isotonik justru memakai model orang biasa (bukan atlet) sebagai konsumen isotonik. Minuman isotonik itu juga ditenggak pada kondisi biasa saja, seperti terjebak macet yang tidak selalu identik dengan keluarnya ion-ion tubuh secara berlebihan.

Bahkan disebutkan, tanpa menyebut kondisinya, isotonik lebih baik dari air biasa. Menurut Fransiska, iklan semacam itu sangat menyesatkan masyarakat. Produsen boleh saja menarik pembeli dengan iklan yang kreatif, tetapi dalam iklan juga harus dicantumkan informasi yang jelas, bukan informasi menyesatkan.
Produsen seharusnya juga mencantumkan peringatan minuman itu mengandung garam. Agar konsumen bisa mengambil keputusan terbaik, harus disebutkan pula berapa jumlah garam yang dibutuhkan manusia per harinya.
” Memang produsen akan ribut. Kalau label itu diberlakukan, produk mereka tidak akan laku.

Meski demikian, jangan karena kepentingan ekonomi, kesehatan masyarakat dipertaruhkan, ” kata Fransiska.

Jadi, meski kelihatannya menyegarkan, hati-hati bila ingin mengonsumsi isotonik.

WASH GARMENTS BEFORE WEARING !!

Please share with as many women and men that you know…

Please make it a habit to wash your just purchased undergarments before wearing them.

This is sensitive..

Our undergarments are made in different parts of the world, sit in boxes and go through many hands and exchanges before we purchase them for ourselves.

ALL PLEASE WASH ALL BRAS, UNDERWEAR AND OTHER CLOTHS WHEN YOU BUY BEFORE WEARING THEM . WE DO NOT KNOW WHAT PARASITE IS IN OUR CLOTHES WHEN WE BUY THEM.

Read the article first before looking at the picture. This looks horrible.

After anthropologist Susan McKinley came back home from an expedition in South America , she noticed a very strange rash on her left breast. Nobody knew what it was and she quickly dismissed it believing that the holes would leave in time.

Upon her return she decided to see a doctor after she started developing intense pains. The doctor, not knowing the exact severity of the disease, gave her antibiotics and special creams. As time lapsed the pain did not subside and her left breast became more inflamed and started to bleed.

She decided to bandage her sores however as Susan’s pain grew more intense she decided to seek help from a more certified doctor. Dr. Lynch could not diagnose the infection and told Susan to seek the aid of one of his colleagues who specialized in dermatology whom was sadly on vacation. She waited for two weeks and finally was able to react the dermatologist.

Sadly, a life-changing event was about to unfold during her appointment.

To Miss McKinley’s surprise, after she removed the bandages, they found larva growing and squirming within the pores and sores of her breast.

Sometimes these wicked creatures would all together simultaneously move around into different crevices. What she didn’t know was that the holes were in fact, deeper than she had originally thought for these larvae were feeding off the fat, tissue, and even milk canals of her bosom.

FORWARD TO EVERYBODY YOU KNOW !!!

Buku Siti Fadilah Supari : Menguak Konspirasi Jahat AS

fadilah supari
fadilah supari

Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari (59) bikin gerah World Health Organization (WHO) dan Pemerintah Amerika Serikat (AS).

Fadilah berhasil menguak konspirasi AS dan badan kesehatan dunia itu dalam mengembangkan senjata biologi dari virus flu burung, Avian influenza (H5N1).

Setelah virus itu menyebar dan menghantui dunia, perusahaan-perusahaan dari negara maju memproduksi vaksin lalu dijual ke pasaran dengan harga mahal di negara berkembang, termasuk Indonesia. Fadilah menuangkannya dalam bukunya berjudul Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung. (watch the US crime on WWII )

Selain dalam edisi Bahasa Indonesia, Siti juga meluncurkan buku yang sama dalam versi Bahasa Inggris dengan judul It’s Time for the World to Change.

Konspirasi tersebut, kata Fadilah, dilakuakn negara adikuasa dengan cara mencari kesempatan dalam kesempitan pada penyebaran virus flu burung.

“Saya mengira mereka mencari keuntungan dari penyebaran flu burung dengan menjual vaksin ke negara kita,” ujar Fadilah kepada Persda Network di Jakarta, Kamis (21/2).

Situs berita Australia, The Age, mengutip buku Fadilah dengan mengatakan, Pemerintah AS dan WHO berkonpirasi mengembangkan senjata biologi dari penyebaran virus avian H5N1 atau flu burung dengan memproduksi senjata biologi.

Karena itu pula, bukunya dalam versi bahasa Inggris menuai protes dari petinggi WHO.

“Kegerahan itu saya tidak tanggapi. Kalau mereka gerah, monggo mawon. Betul apa nggak, mari kita buktikan. Kita bukan saja dibikin gerah, tetapi juga kelaparan dan kemiskinan. Negara-negara maju menidas kita, lewat WTO, lewat Freeport, dan lain-lain. Coba kalau tidak ada kita sudah kaya,” ujarnya.

Fadilah mengatakan, edisi perdana bukunya dicetak masing-masing 1.000 eksemplar untuk cetakan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Total sebanyak 2.000 buku.

“Saat ini banyak yang meminta jadi dalam waktu dekat saya akan mencetak cetakan kedua dalam jumlah besar. Kalau cetakan pertama dicetak penerbitan kecil, tapi untuk rencana ini, saya sedang mencari bicarakan dengan penerbitan besar,” katanya.

Selain mencetak ulang bukunya, perempuan kelahiran Solo, 6 November 1950, mengatakan telah menyiapkan buku jilid kedua.

“Saya sedang menulis jilid kedua. Di dalam buku itu akan saya beberkan semua bagaimana pengalaman saya. Bagaimana saya mengirimkan 58 virus, tetapi saya dikirimkan virus yang sudah berubah dalam bentuk kelontongan.

Virus yang saya kirimkan dari Indonesia diubah-ubah Pemerintahan George Bush,” ujar menteri kesehatan pertama Indonesia dari kalangan perempuan ini.

Siti enggan berkomentar tentang permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memintanya menarik buku dari peredaran.

“Bukunya sudah habis. Yang versi bahasa Indonesia, sebagian, sekitar 500 buku saya bagi-bagikan gratis, sebagian lagi dijual ditoko buku. Yang bahasa Inggris dijual,” katanya sembari mengatakan, tidak mungkin lagi menarik buku dari peredaran.

Pemerintah AS dikabarkan menjanjikan imbalan peralatan militer berupa senjata berat atau tank jika Pemerintah RI bersedia menarik buku setebal 182 halaman itu.

Mengubah Kebijakan
Apapun komentar pemerintah AS dan WHO, Fadilah sudah membikin sejarah dunia. Gara-gara protesnya terhadap perlakuan diskriminatif soal flu burung, AS dan WHO sampai-sampai mengubah kebijakan fundamentalnya yang sudah dipakai selama 50 tahun.

Perlawanan Fadilah dimulai sejak korban tewas flu burung mulai terjadi di Indonesia pada 2005.

Majalah The Economist London menempatkan Fadilah sebagai tokoh pendobrak yang memulai revolusi dalam menyelamatkan dunia dari dampak flu burung.

“Menteri Kesehatan Indonesia itu telah memilih senjata yang terbukti lebih berguna daripada vaksin terbaik dunia saat ini dalam menanggulangi ancaman virus flu burung, yaitu transparansi,” tulis The Economist.

The Economist, seperti ditulis Asro Kamal Rokan di Republika, edisi pekan lalu, mengurai, Fadilah mulai curiga saat Indonesia juga terkena endemik flu burung 2005 silam.

Ia kelabakan. Obat tamiflu harus ada. Namun aneh, obat tersebut justru diborong negara-negara kaya yang tak terkena kasus flu burung.

Di tengah upayanya mencari obat flu burung, dengan alasan penentuan diagnosis, WHO melalui WHO Collaborating Center (WHO CC) di Hongkong memerintahkannya untuk menyerahkan sampel spesimen.

Mulanya, perintah itu diikuti Fadilah. Namun, ia juga meminta laboratorium litbangkes melakukan penelitian. Hasilnya ternyata sama. Tapi, mengapa WHO CC meminta sampel dikirim ke Hongkong?

Fadilah merasa ada suatu yang aneh. Ia terbayang korban flu burung di Vietnam. Sampel virus orang Vietnam yang telah meninggal itu diambil dan dikirim ke WHO CC untuk dilakukan risk assessment, diagnosis, dan kemudian dibuat bibit virus.

Dari bibit virus inilah dibuat vaksin. Dari sinilah, ia menemukan fakta, pembuat vaksin itu adalah perusahaan-perusahaan besar dari negara maju, negara kaya, yang tak terkena flu burung.

Mereka mengambilnya dari Vietnam, negara korban, kemudian menjualnya ke seluruh dunia tanpa izin. Tanpa kompensasi.

Fadilah marah. Ia merasa kedaulatan, harga diri, hak, dan martabat negara-negara tak mampu telah dipermainkan atas dalih Global Influenza Surveilance Network (GISN) WHO. Badan ini sangat berkuasa dan telah menjalani praktik selama 50 tahun. Mereka telah memerintahkan lebih dari 110 negara untuk mengirim spesimen virus flu ke GISN tanpa bisa menolak.

Virus itu menjadi milik mereka, dan mereka berhak memprosesnya menjadi vaksin.

Di saat keraguan atas WHO, Fadilah kembali menemukan fakta bahwa para ilmuwan tidak dapat mengakses data sequencing DNA H5N1 yang disimpan WHO CC.

Data itu, uniknya, disimpan di Los Alamos National Laboratoty di New Mexico, AS.

Di sini, dari 15 grup peneliti hanya ada empat orang dari WHO, selebihnya tak diketahui.

Los Alamos ternyata berada di bawah Kementerian Energi AS. Di lab inilah duhulu dirancang bom atom Hiroshima. Lalu untuk apa data itu, untuk vaksin atau senjata kimia?

Los_alamos

Fadilah tak membiarkan situasi ini. Ia minta WHO membuka data itu. Data DNA virus H5N1 harus dibuka, tidak boleh hanya dikuasai kelompok tertentu.

Ia berusaha keras. Dan, berhasil. Pada 8 Agustus 2006, WHO mengirim data itu. Ilmuwan dunia yang selama ini gagal mendobrak ketertutupan Los Alamos, memujinya.

Majalah The Economist menyebut peristiwa ini sebagai revolusi bagi transparansi. Tidak berhenti di situ. Siti Fadilah terus mengejar WHO CC agar mengembalikan 58 virus asal Indonesia, yang konon telah ditempatkan di Bio Health Security, lembaga penelitian senjata biologi Pentagon.

Ini jelas tak mudah. Tapi, ia terus berjuang hingga tercipta pertukaran virus yang adil, transparan, dan setara.

Ia juga terus melawan dengan cara tidak lagi mau mengirim spesimen virus yang diminta WHO, selama mekanisme itu mengikuti GISN, yang imperialistik dan membahayakan dunia.

Dan, perlawanan itu tidak sia-sia. Meski Fadilah dikecam WHO dan dianggap menghambat penelitian, namun pada akhirnya dalam sidang Pertemuan Kesehatan Sedunia di Jenewa Mei 2007, International Government Meeting (IGM) WHO di akhirnya menyetujui segala tuntutan Fadilah, yaitu sharing virus disetujui dan GISN dihapuskan. (tribun-timur)

sumber : http://bacamedia.co.cc

don’t look back from my friend

Jangan Melihat Ke Belakang
Niccolo Paganini, seorang pemain biola yang terkenal di abad 19, memainkan konser untuk para pemujanya yang memenuhi ruangan. Dia bermain biola dengan diiringi orkestra penuh.
Tiba-tiba salah satu senar biolanya putus. Keringat dingin mulai membasahi dahinya tapi dia meneruskan memainkan lagunya. Kejadian yang sangat mengejutkan senar biolanya yang lain pun putus satu persatu hanya meninggalkan satu senar, tetapi dia tetap main. Ketika para penonton melihat dia hanya memiliki satu senar dan tetap bermain, mereka berdiri dan berteriak,”Hebat, hebat.”
Setelah tepuk tangan riuh memujanya, Paganini menyuruh mereka untuk duduk. Mereka menyadari tidak mungkin dia dapat bermain dengan satu senar. Paganini memberi hormat pada para penonton dan memberi isyarat pada dirigen orkestra untuk meneruskan bagian akhir dari lagunya itu.
Dengan mata berbinar dia berteriak, “Peganini dengan satu senar” Dia menaruh biolanya di dagunya dan memulai memainkan bagian akhir dari lagunya tersebut dengan indahnya. Penonton sangat terkejut dan kagum pada kejadian ini.
Renungan :
Hidup kita dipenuhi oleh persoalan, kekuatiran, kekecewaan dan semua hal yang tidak baik. Secara jujur, kita seringkali mencurahkan terlalu banyak waktu mengkonsentrasikan pada senar kita yang putus dan segala sesuatu yang kita tidak dapat ubah.
Apakah anda masih memikirkan senar-senar Anda yang putus dalam hidup Anda? Apakah senar terakhir nadanya tidak indah lagi? Jika demikian, janganlah melihat ke belakang, majulah terus, mainkan senar satu-satunya itu. Mainkanlah itu dengan indahnya.

SEMENIT SAJA

Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000 apabila dibawa ke masjid
untuk disumbangkan; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!

Betapa lamanya melayani Allah SWT selama lima belas menit namun
betapa singkatnya kalau kita melihat film.

Betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa (spontan) namun
betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan pacar / teman tanpa harus berpikir panjang-panjang.

Betapa asyiknya a pabila pertandingan bola diperpanjang waktunya ekstra
namun,
Kita mengeluh ketika khotbah di masjid lebih lama sedikit daripada biasa.

Betapa sulitnya untuk membaca satu lembar Al-qur’an tapi
betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.

Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser
namun,
Lebih senang berada di shaf paling belakang ketika berada di Masjid

Betapa mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu birahi semata,
namun,
Alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama 30 hari ketika berpuasa.
Betapa sulitnya untuk menyediakan waktu untuk sholat 5 waktu; namun
betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada
saat terakhir untuk event yang menyenangkan.

Betapa sulitnya untuk mempelajari arti yang terkandung di dalam al qur’an;
namun,
Betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain.

Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran namun
Betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci AlQuran.

Betapa Takutnya kita apabila dipanggil Boss dan cepat-cepat menghadapnya
namun,
Betapa kita berani dan lamanya untuk menghadap ALLAH SWT saat kumandang azan menggema.

Betapa setiap orang ingin masuk sorga seandainya tidak perlu untuk percaya
atau,
Berpikir,atau mengatakan apa-apa,atau berbuat apa-apa.
Betapa kita dapat menyebarkan seribu

Lelucon melalui e-mail, dan menyebarluaskannya dengan FORWARD seperti api;
namun,
Kalau ada mail yang isinya tentang Keagungan Allah SWT betapa seringnya
kita ragu-ragu,
enggan membukanya dan mensharingkannya, serta langsung klik pada icon
DELETE.

ANDA TERTAWA …? atau ANDA BERPIKIR-PIKIR. .?
Sebar luaskanlah Sabda-Nya, bersyukurlah
kepada ALLAH SWT, YANG MAHA MENGETAHUI, MENDENGAR, PENGASIH DAN PENYAYANG.

Apakah tidak lucu apabila anda tidak menginformasikan pesan ini. Betapa banyak
orang tidak akan tahu pesan ini, karena anda tidak yakin bahwa mereka
masih percaya akan sesuatu?